Ratusan Juta Anak Ayam Dibantai Tiap Tahun, Bisa Dicegah!

Chicks are seen at a poultry farm during checks undergone by government workers to examines the animals for signs of bird flu infection in Darul Imarah in Indonesia's Aceh province on March 2, 2023. (Photo by CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP) (Photo by CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP via Getty Images)

Sebuah penelitian bisa menyelamatkan puluhan juta anak ayam yang dibantai setiap tahun di peternakan.

Dalam hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Plos One, peneliti menemukan cara untuk mengetahui jenis kelamin ayam sebelum https://rtpnada4d.com/  telur menetas. Jika hasil riset ini bisa diproduksi massal, teknologi ini bisa menghindari pemusnahan ayam usia satu hari (day old chicken/doc).

Setiap tahun, 350 juta anak ayam dimusnahkan di Amerika Serikat. Di Indonesia, program pemusnahan DOC mencapai puluhan juta ekor per tahun.

Industri peternakan memusnahkan anak ayam berkelamin jantan segera setelah menetas. Alasannya, anak ayam berkelamin jantan tidak bisa dijadikan ayam petelur dan membutuhkan waktu lebih lama untuk “digemukkan” sebagai ayam pedaging. Peternak hanya memelihara sedikit ayam jantan untuk fertilisasi telur.

Hanya dalam hitungan jam setelah menetas, peternak memisahkan ayam jantan dan betina. Biasanya, metode pemusnahan yang digunakan adalah gas CO2. Namun, banyak juga peternakan yang hanya melemparkan anak ayam ke mesin pencacah.

Tidak semua peternakan memilih memusnahkan ayam setelah menetas. Metode alternatif yang digunakan adalah mengebor lubang kecil di telur untuk mengambil sampel atau lewat proses pencitraan.

Peneliti di University of California dan SensIT Ventures, dalam laporan hasil penelitian mereka, menemukan cara baru untuk menentukan jenis kelamin ayam saat masih ada di dalam telur.

Teknologi yang digunakan adalah alat penyedot yang digunakan untuk memindai zat kimia organik yang dikeluarkan oleh embrio di cangkang telur. Teknik analisis kimia seperti chromatografi dan spectrometri kemudian digunakan untuk menentukan jenis kelamin.

Menurut tim peneliti, cara ini bisa mengidentifikasi jenis kelamin saat embrio ayam baru memasuki hari ke-8 dalam masa inkubasi, dengan tingkat akurasi 80 persen. Waktu yang dibutuhkan untuk mengambil sampel hanya sekitar 2 menit.

Teknologi ini menjanjikan karena bisa dengan mudah diadopsi oleh industri peternakan. SensIT berencana segera meluncurkan teknologi hasil penelitian secara komersial.

Beberapa negara, seperti Jerman dan Prancis, kini melarang pembantaian ayam jantan. Namun, regulasi kedua negara dinilai punya banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*