Hantu Resesi Kembali Muncul, Harga Batu Bara Jadi Pucat Pasi

Indian laborers load coal into a truck in Dhanbad, an eastern Indian city in Jharkhand state, Friday, Sept. 24, 2021. A 2021 Indian government study found that Jharkhand state -- among the poorest in India and the state with the nation’s largest coal reserves -- is also the most vulnerable Indian state to climate change. Efforts to fight climate change are being held back in part because coal, the biggest single source of climate-changing gases, provides cheap electricity and supports millions of jobs. It's one of the dilemmas facing world leaders gathered in Glasgow, Scotland this week in an attempt to stave off the worst effects of climate change. (AP Photo/Altaf Qadri)

Harga batu bara kembali ambruk. Pada perdagangan Rabu (12/4/2023), harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 202,4 per ton. Harganya jatuh 1,27%.

Pelemahan ini merupakan pembalikan arah dari penguatan sebesar 0,86% pada Selasa (12/4/2023).

Harga batu bara kembali ambruk setelah kekhawatiran resesi kembali muncul. Kekhawatiran tersebut bahkan terlalu kencang untuk diimbangi oleh kabar positif dari India.

Kekhawatiran resesi disampaikan Dana Moneter Internasional (IMF) serta bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

IMF dalam World Economic Outlook edisi April 2023 A Rocky Recovery memangkas pertumbuhan global menjadi 2,8% pada 2023, dari 2,9% pada proyeksi sebelumnya.

IMF mengingatkan krisis perbankan di AS dan Eropa serta masih tingginya inflasi global akan menekan ekonomi dunia, terutama di negara-negara maju.

Salah satu negara yang akan menghadapi kontraksi pertumbuhan adalah mesin ekonomi Eropa Jerman.

Dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang keluar kemarin, The Fed juga mengatakan ekonomi AS bisa masuk resesi menyusul krisis perbankan mereka.

Sebagai catatan, tiga bank AS kolaps pada bulan lalu yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank.

Ancaman resesi tentu saja membuat pasar komoditas khawatir. Perlambatan ekonomi ataupun resesi akan membuat permintaan terhadap komoditas menurun sehingga harga jatuh.

Besarnya kekhawatiran resesi membuat sentimen positif dari India tenggelam.

Wood Mackenzie memperkirakan impor batu bara thermal India diperkirakan akan naik 3% pada tahun ini menjadi 169 juta ton.  Kenaikan sejalan dengan pemulihan ekonomi India serta persiapan musim panas.

Impor juga meningkat karena India menghadapi masalah dalam pengiriman batu bara lokal melalui jalur kereta.

” Pertumbuhan impor India tentu saja akan menopang harga batu bara kalori rendah-menengah sepanjang tahun ini,” tutur Abhishek Rakshit, analis senior Wood Mackenzie, dikutip dari Reuters.

Pemerintah India akan memprioritaskan pengiriman batu bara kepada pembangkit batu bara selama jalur kereta masih bermasalah. Akibatnya, industri yang memerlukan bahan bakar batu bara kesulitan pasokan.

Selama musim panas ini, tiap harinya India diperkirakan akan kekurangan 50 gerbong dengan muatan 200.000 per ton.

“Produksi batu bara naik tajam tetapi pengirimannya benar-benar tidak bisa berjalan,” tutur said Rajiv Agarwal, sekretaris jenderal Indian Captive Power Producers Association.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*