Di tengah tren suku bunga tinggi, para investor instrumen surat utang pemerintah disebut harus memperhatikan pergerakan yield (imbal hasil) di pada obligasi tenor 10 tahun (10Y). Langkah ini dinilai perlu dilakukan untuk mencapai keuntungan maksimal.
Seperti diketahui, Yield obligasi pemerintah 10Y biasanya menjadi imbal hasil acuan bergerak sejalan dengan suku bunga. Berdasarkan data terbaru, di paruh pertama 2023 yield obligasi pemerintah diprediksi akan bergerak flat.
Pergerakan yield obligasi sebagian besar karena kenaikan suku bunga The Fed, yang sudah terjadi pada 2022. Bank Sentral Amerika Serikat ini diproyeksi masih akan menaikan suku bunga hingga 50 bps lagi. Dengan begitu, Fed Fund Rate (FFR) diprediksi akan mencapai puncaknya 5,0% di akhir semester I- 2023.
Berbeda dengan obligasi 10Y, untuk obligasi jangka pendek 2 tahun diproyeksikan lebih flat. Syailendra Research dalam market insight melihat, selama FFR masih belum mencapai puncaknya, sehingga ekspektasi yield Surat Utang AS dengan tenor 2 tahun (2Y) dan Surat Utang Negara tenor 2 tahun (2Y) akan bergerak flat.
“Pergerakan yield 10Y mempengaruhi imbal hasil obligasi. Rata-rata imbal hasil obligasi korporasi dan negara adalah 4,6% ketika yield turun (negatif), dan 2,3% ketika yield bergerak flat, dan 1,4% ketika yield naik (positif),” tulis Syailendra Research dalam market insight, dikutip belum lama ini.
Ketika Yield dalam tren flat, obligasi korporasi dinilai lebih menguntungkan dibandingkan obligasi pemerintah dalam kurun 6 bulan.
“Saat yield acuan flat, return 6 bulan aset obligasi korporasi (+2,5%) lebih diuntungkan dibandingkan dengan obligasi negara (2,1%),” jelas Syailendra.
Untuk memanfaatkan momen ini, Syailendra mengimbau para investor untuk dapat berinvestasi pada reksa dana Syailendra Pendapatan Tetap Premium (SPTP), yang aset alokasinya mayoritas ke obligasi korporasi, dan obligasi negara.
Pada investasi obligasi korporasi, SPTP Syailendra berinvestasi pada obligasi korporasi yang berperingkat layak investasi (Investment Grade) sehingga memiliki risiko kredit yang rendah. Hal ini membuat kinerja SPTP konsisten unggul dan selalu mencatatkan imbal hasil tahunan yang positif.
Dengan kinerjanya yang sangat baik, SPTP mendapatkan 5 star rating dari infovesta dan berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi.
“Produk Syailendra Pendapatan Tetap Premium (SPTP) dapat dibeli di Aplikasi YO! Inves, Bareksa, Ajaib, Pluang, dan Trimegah Sekuritas,” tulis Syailendra dikutip dari akun Instagram resmi @reksadana.syailendra.