Waspada Shallow Recession, Investor Perlu Lakukan Ini!

Syailendra Capital

Para investor di pasar saham saat ini sangat perlu mempertimbangkan potensi kerugian dari dampak stabilitas ekonomi dunia yang sedang terancam resesi. Sebab, selama periode resesi, umumnya likuiditas pasar saham turun sebesar 10% secara rata-rata.

Selain itu, estimasi laba juga mengalami revisi sebesar 5-10% secara gradual. Sementara rata-rata penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) berkisar 6 sd 38%.

Saat ini per posisi terakhir, likuiditas IHSG menurun 57%, dan kinerja laba menurun 4% yang diikuti penurunan IHSG sebesar 7% dari level tertinggi.

Syailendra Research dalam market insight memandang bahwa penurunan likuiditas dan kinerja laba ini mencerminkan adanya penurunan sentimen investor terhadap IHSG.

“Hal ini menandakan setidaknya shallow recession telah tercermin di harga pasar saat ini,” tulis Syailendra Research dalam market insight, dikutip Kamis (2/2/2023).

Menjelang periode resesi, terdapat juga downside risk yang perlu diantisipasi oleh investor terutama di pasar saham. Sebab, secara historis, tercatat bahwa downside risk beberapa kali berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar saham IHSG.

Di antaranya seperti krisis akibat devaluasi Yuan (2014), devaluasi Yuan dan berakhirnya quantitative easing (QE) (2015), perang dagang AS dan berakhirnya QE (2018), Resesi akibat Covid-19 (2020), pemberlakuan kembali lockdown (2020).

“Hal tersebut memperlihatkan bahwa pelaku pasar merefleksikan ekspektasinya mengenai kondisi ekonomi di masa depan di pasar saham sehingga pasar saham dapat digunakan sebagai alat untuk bernavigasi pada periode resesi,” jelas Syailendra.

Dengan begitu, Syailendra mengungkapkan bahwa sulit untuk mengetahui titik terendah dari suatu resesi akibat tingginya ketidakpastian ekonomi.

“Untuk itu, dalam menunggu perkembangan pasar, Syailendra membeberkan instrumen investasi yang dapat memberikan imbal hasil yang menarik dan relatif lebih stabil, yakni Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) dan Reksa Dana Pasar Uang (RDPU),” tulis Syailendra dikutip dari akun Instagram resmi @reksadana.syailendra.

Untuk RDPT, Syailendra Capital memiliki produk menarik bernama Syailendra Pendapatan Tetap Premium (SPTP) yang bertujuan untuk memberikan hasil investasi yang optimal melalui eksposur pada obligasi korporasi.

Sedangkan di RDPU, ada Syailendra Dana Kas (SDK) yang bertujuan untuk memperoleh tingkat likuiditas yang tinggi sekaligus memberikan tingkat imbal hasil yang menarik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*