Arab Saudi kembali menjadi sorotan publik. Negara produsen dan pengekspor minyak terbesar di dunia itu disebut kerap membuat kebijakan yang mengubah citra konservatif negaranya. Kali ini, Kerajaan Salman bin Abdulaziz ini membuat perubahan yang dinilai tidak biasa bagi negaranya demi mewujudkan Visi Saudi 2023.
Sebagai informasi, Visi Saudi 2023 adalah rencana untuk membebaskan Arab Saudi dari ketergantungan terhadap minyak dan menggantinya dengan sektor pariwisata.
Salah satu kebijakan Arab Saudi yang menuai kritik publik adalah memperbolehkan patung-patung dan para seniman menggelar pameran hasil karya mereka.
Dilansir dari Middle East Mirror, salah satu seniman keramik asal Saudi, Awatif Al-Keneibit, dilaporkan bisa memajang sejumlah karya patung dan tembikarnya di Riyadh, Arab Saudi. Patung-patung yang dipamerkan menggambarkan perempuan Arab Saudi yang memakai kacamata dan gaun gurun tradisional Arab Saudi.
“Siapa yang bisa membayangkan bahwa suatu hari, pameran yang berada di ruang bawah tanah ini dapat dipajang di Olaya (pusat kota Riyadh)?” kata Awatif Al-Keneibit, mengutip dari Reuters, dikutip Sabtu (29/4/2023).
“Dulu, mereka mengatakan kepada saya bahwa ini (patung-patung) tidak mungkin ditampilkan karena dilarang dalam Islam. Sekarang [dipamerkan] di jantung kota Riyadh,” tambahnya.
Keneibit melihat ini sebagai ‘jalan’ bagi perempuan Arab Saudi untuk terlibat dalam menciptakan seni yang selama ini didominasi laki-laki. Seniman yang sempat menjalani pendidikan di Amerika Serikat (AS) ini mengatakan bahwa sebelumnya ia terpaksa membuat galeri pribadi di bagian bawah rumahnya khusus teman dan tamu akibat larangan negara pada 2009.
“Bagi saya, itu adalah dua kejutan. Satu sebelum dan satu lagi setelahnya,” katanya.
“Kami adalah generasi yang telah mengalami banyak perubahan, dari larangan total hingga keterbukaan total. insyaallah, kita akan mendapatkan keseimbangan,” tambahnya.
Fenomena gelaran pameran ini menjadi titik balik kembalinya industri seni ke Arab Saudi setelah puluhan tahun mengalami pembatasan agama. Diketahui, Arab Saudi sempat melarang patung dan ekspresi seni lainnya yang menciptakan citra atau bentuk manusia.
Larangan tersebut dibuat dengan mengacu pada penafsiran Islam Sunni yang ketat, termasuk doktrin Wahhabi tradisional Kerajaan yang menyerahkan kuasa penciptaan kepada Tuhan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa larangan itu karena dewa-dewa pagan yang disembah orang Arab di era pra-Islam.
Selain memperbolehkan patung-patung, pembangunan The Mukaab juga turut disorot oleh masyarakat dunia. The Mukaab adalah bangunan berbentuk kubus besar yang memanen banyak kritik dari umat Muslim seluruh dunia.
Melalui kritiknya, banyak dari mereka yang mengaitkannya sebagai tanda-tanda kiamat oleh warganet. Salah satu warganet menyebutkan bahwa pembangunan gedung pencakar langit sebenarnya juga merupakan salah satu tanda-tanda kiamat.
“Nabi Muhammad (SAW) mengatakan salah satu tanda kiamat adalah bahwa Anda akan melihat ‘para gembala bersaing dalam membangun gedung-gedung tinggi,” tulis salah pengguna Twitter, dikutip Minggu (23/4/2023).
Selain tanda-tanda kiamat, sejumlah pihak juga menyebutkan bahwa proyek ini berkaitan erat dengan kekuasaan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) hingga membuat sejumlah pihak menilai pemerintah makin kapitalis.
Diketahui, Arab Saudi akan membangun pusat kota modern terbesar di dunia di ibu kota Riyadh. Proyek awal telah disahkan Putra Mahkota dan Perdana Menteri (PM) Arab Saudi, Mohammad bin Salman pada Februari 2023 lalu.
Pusat kota itu merupakan proyek teranyar Perusahaan pengembangan Murabba Baru (NMDC) yang didukung Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi. Proyek yang langsung dipimpin MBS itu terletak di antara jalan Raja Salman dan Raja Khalid di barat laut Riyadh dan ditarget selesai.
“Salah satu yang menarik dari pengembangan ini adalah struktur Mukaab, yang digambarkan sebagai tujuan imersif pertama di dunia yang menawarkan pengalaman yang diciptakan oleh teknologi digital dan virtual dengan holografi terbaru,” tulis Business Traveler.
“Bentuk kubik Mukaab akan terinspirasi oleh gaya arsitektur Najdi modern, yang juga digunakan dalam pengembangan proyek giga Diriyah di Riyadh,” tambah laporan tersebut.
Mukaab ini akan mencakup sebuah menara di atas landasan spiral. Sebuah struktur yang menampilkan luas lantai 2 juta meter persegi juga akan menjadi tujuan perhotelan premium, termasuk atraksi ritel, budaya, dan wisata.
Lalu, di dalamnya akan terdapat unit perumahan dan hotel, ruang komersial, dan rekreasi. Dilansir di laporan yang sama, proyek ini diharapkan bisa menggaet wisatawan mancanegara dan mendatangkan 180 miliar Saudi Real ke PDB non minyak kerajaan selain menciptakan 334 ribu pekerjaan langsung dan tidak langsung ke warga.