Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan peringatan baru dengan menyatakan utang pemerintah global tengah menuju level tertinggi sejak puncak pandemi Covid-19.
Kepala Departemen Urusan Fiskal IMF Vitor Gaspar dalam wawancara kepada AFP mengatakan China dan Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas sebagian besar peningkatan utang yang diproyeksikan selama lima tahun ke depan.
“Pada 2023 kita menghadapi situasi di mana utang publik lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelum pandemi,” katanya, Rabu (12/4/2023).
Dia menambahkan utang publik juga diperkirakan tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelum pandemi.
Gaspar mengungkapkan di AS, rasio utang terhadap PDB diperkirakan akan melampaui puncak era pandemi pada 2027.
Sementara itu, rasio utang terhadap PDB di China diperkirakan akan meningkat setiap tahun. Menurut IMF, beban utangnya diperkirakan hampir dua kali lipat dari tingkat prapandemi pada 2028.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh transisi China dari ekonomi yang digerakkan oleh ekspor menuju ekonomi yang didorong oleh permintaan domestik.
Selain AS, China, dan beberapa negara lain, sebagian besar beban utang negara lain berada di jalur yang lebih positif dalam jangka menengah.
Gaspar menyebut lebih dari 60% negara mengalami penurunan rasio utang terhadap PDB selama lima tahun ke depan.
Menanggapi meningkatnya utang global, IMF membuat “alasan yang kuat untuk pengetatan fiskal,” katanya.
Pengetatan fiskal akan memungkinkan kebijakan moneter untuk menurunkan inflasi “tanpa kenaikan suku bunga yang tajam,” imbuhnya.
“Ini juga memungkinkan distribusi biaya yang lebih baik ke seluruh masyarakat.”