Heboh Anies-JK Kritik Mobil Listrik, Begini Kronologinya

Jakarta, CNBC Indonesia – Proyek yang tengah dikembangkan dan dipacu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat ‘serangan’, termasuk soal pemberian subsidi mobil listrik. Setelah dikritik Calon Presiden RI (Capres) Anies Baswedan, dan Mantan Presiden RI Jusuf Kalla pun ikut mengkritik kebijakan tersebut.

Dalam wawancara terbaru, JK menyadari penggunaan mobil dan motor listrik di Indonesia itu penting untuk mencapai target net zero emision atau emisi hingga tahun 2060. Namun, pengembangan mobil listrik harus diimbangi dengan pengembangan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT).

“Sekarang bersamaan tapi jalannya lambat. Karena kalau memberikan insentif ke mobil listrik, maka harus diberikan ke pembangunan listrik, kalau tidak maka tidak ada efeknya, hanya pindah saja,” ungkap JK dalam Nation Hub, CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (20/5/2023).

Selain itu, ia juga menilai pemberian subsidi juga harus diperhitungkan secara matang, jangan sampai pajak masyarakat nantinya justru jatuh kepada orang-orang yang mampu.

“Masih banyak dana yang dibutuhkan untuk contohnya pemerintah sendiri mengakui bahwa ada puluhan kilometer jalan di negeri ini rusak, artinya anggaran infrastruktur semuanya harus dievaluasi ulang,” terang JK.

Anies Lontarkan Kritik Pedas

Sementara itu, beberapa waktu lalu, Anies melontarkan kritik mengenai subsidi mobil listrik dalam pidatonya di acara Pengukuhan Amanat Nasional. Awalnya, Anies mengatakan bahwa Indonesia memiliki begitu banyak peluang, khususnya dalam lingkungan hidup.

“Solusi menghadapi tantangan lingkungan hidup, polusi udara bukan lah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik mobil listriknya yang mereka tidak membutuhkan subsidi, betul?” tegas Anies dalam pidatonya kala itu.

Anies menghitung, bahwa subsidi kepada mobil listrik dalam pemakaian mobil pribadi emisi karbon per kapita per kilometer katanya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak.

“Emisi per kilometer per kapita untuk mobil listrik dibandingkan dengan bus berbasis BBM. Kenapa itu bisa terjadi, karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit,” ungkap Anies.

Ditambah, kata Anies, ketika pengalamannya menjadi Gubernur DKI Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik tidak menggantikan mobil yang ada digarasinya, maka akan menambah mobil di jalanan.

“Sehingga menambah kemacetan di jalan. Jadi yang didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa kita mengarahkan agar sumber daya yang dimilik negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak bukan semata-mata untuk mendapatkan perhatian dalam percakapan apalagi percakapan media sosial,” tukas dia.

Menteri Jokowi ‘Lawan’ Balik

Mendengar pernyataan Anies, pemerintah membela diri dengan kebijakan subsidi kendaraan listrik. Pertama datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Menurut dia, di semua negara manapun subsidi diberikan untuk penjualan mobil listrik.

“Ya kalau subsidi mobil listrik hampir semua negara memberikan. Seluruh dunia melakukan hal yang sama,” ungkap Airlangga saat ditemui di Taman Literasi Blok M dikutip Selasa (9/5/2023).

Setelah Airlangga, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ikut ‘menyemprot’ Anies.

“Kita EV (electrical vehicle) ini pada dasarnya tentu untuk mengurangi emisi, sebagai komunitas global kita berusaha utk zero emisi pada 2050. Ini bagian yang tidak terlepaskan dari upaya kita,” kata Agus menjawab pertanyaan CNBC Indonesia di kantor Kemenperin, Selasa (9/5/23).

Lebih lanjut, Ia menilai, pemerintah harus melihat berbagai aspek yang timbul dari kebijakan subsidi ini, termasuk diantaranya menciptakan banyak lapangan kerja.

“Yang jelas kita gak boleh lupa bahwa pengembangan industri EV di Indonesia juga akan menciptakan tenaga kerja yang cukup tinggi di Indonesia, dan bisa memanfaatkan program hilirisasi nikel yang sekarang digalakkan pemerintah,” tegas Agus.

Karena itu, semua pihak harus melihat sebuah kebijakan dari berbagai sisi. Agus menegaskan bahwa pemerintah tengah gencar membentuk ekosistem EV ini dengan melibatkan berbagai pihak.

“Jadi pengembangan EV jangan diliat dari satu faktor aja, tapi faktor secara utuh harus dilihat karena ekosistem kita terbentuk, manfaat dan tujuan EV ngga bisa diliat dari satu kacamata aja,” tegasnya.

Selain Agus dan Airlangga, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan hal yang sama.

Luhut mengatakan, subsidi mobil listrik sudah melalui studi komprehensif. Selain itu, dunia pun kini tengah menggencarkan penggunaan kendaraan listrik, bukan cuma Indonesia. Bahkan Luhut menantang balik Anies.

“Sebenarnya gini ya mengenai mobil listrik ini sudah ada studi yang komprehensif, jadi saya kira seluruh dunia bukan hanya kita, jadi saya kira kita jangan melawan arus dunia juga. Jadi kalau siapa yang berkomentar saya tidak tahu mengenai itu, nanti suruh dia datang ke saya, nanti biar saya jelasin ke dia bahwa itu ndak benar,” tegas Luhut saat ditemui usai acara Seminar Hilirisasi dan Transisi Energi Dalam Rangka Mencapai Indonesia Emas 2045 di Jakarta.

Terbaru, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pemberian subsidi untuk pembelian unit mobil listrik sangat penting di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan demand dari pasar kendaraan listrik itu sendiri.

Staf Khusus Menteri ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah mengungkapkan, subsidi untuk kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) yang diberikan pemerintah merupakan salah satu upaya dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia.

Dia menyebut, emisi karbon (CO2) yang dihasilkan dari sektor kendaraan menyumbang hingga 23% dari total CO2 yang ada. Dengan begitu, pemerintah harus melakukan perbaikan untuk mengurangi emisi karbon dari sektor kendaraan.

Kalau kondisi ini dibiarkan terus-menerus, maka menurutnya dalam 10 tahun ke depan, diperkirakan suhu akan naik sampai 4 derajat Celsius.

“Tentu semua negara berupaya mencegah ini. Negara kita salah satu di antaranya yang bersungguh-sungguh melakukan perbaikan. Salah satunya yang disebut bantuan pemerintah. Itu yang kita sebut sebagai salah satu dari kesungguhan kita,” ungkap Agus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*