Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis Batam akan sama bersinarnya dengan Singapura dalam beberapa tahun ke depan.
Sikap optimis ini disampaikannya setelah meluncurkan Program Pengembangan Kawasan Rempang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam pada Rabu (12/4/23023).
Ia mengatakan, pihaknya optimis program KPBPB ini dapat meningkatkan investasi hingga Rp 381 triliun dan penciptaan lapangan kerja untuk 306 ribu orang di kawasan tersebut.
Pasalnya, ia melihat Batam-Rempang menjadi titik masuk utama dari Singapura ke Jakarta dan bagian lain di Indonesia sehingga diharapkan Kawasan Rempang menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi, industri dan pariwisata Indonesia, dengan pendekatan menjembatani masa lalu, masa kini, dan masa depan.
“Tentu rencana induk ini diharapkan Kawasan Rempang bisa dikembangkan seperti tadi disampaikan untuk industri, jasa dan pariwisata. Diharapkan efeknya bisa berkembang dan tentu Batam, Bintan, Karimun termasuk Rempang yang dekat dengan Singapura dan Malaysia dan diharapkan bisa memberikan daya saing di kawasan itu,” ujar Airlangga dalam peluncuran KPBPB, Rabu (12/4/2023).
Lebih lanjut Airlangga mengatakan pengembangan Kawasan Rempang memang sudah sejak lama diharapkan namun terbentur dengan aturan SK Menhut No.307/KPTS-II/1986 yang menetapkan Kawasan Rempang menjadi kawasan Taman Buru. Sampai pada akhirnya di tahun 2015, Kawasan Rempang telah siap untuk dilakukan percepatan pelaksanaan pengembangannya yang dilakukan secara bertahap.
Kemudian, pada 26 Agustus 2004, BP Batam, Pemerintah Kota Batam, dan PT Makmur Elok Graha (MEG) melakukan perjanjian untuk mengembangkan Kawasan Rempang seluas 17 ribu hektar dengan masa perjanjian selama 80 tahun yang terdiri dari area KPBP Batam, area non KPBP Batam dan area non perairan laut.
“Ini hal yang sudah kita nanti kurang lebih 18 tahun. Tentu ini proses yang panjang dan kami berharap Kepala BP batam, shuffle dokumen ini kita selesaikan,” kata Airlangga dalam peluncuran KPBPB.
Untuk itu, ia berharap dengan adanya program ini maka Batam dapat menjadi wilayah yang sama bersinarnya dengan Singapura.
“Tentu saya bergembira karena ini merupakan perjalanan yang sangat panjang, dan diharapkan bisa merubah cakrawala. Di sekitar Batam kita lihat yang nyala Singapura, saya berharap kalau di Singapura yang nyala adalah Batam,” katanya optimis.