Jakarta – Siapa sangka pamor produsen gadget terbesar seperti Apple mengalami penurunan penjualan, khususnya di di Negara China. Dalam kuartal Desember 2023 penjualan produk iPhone merosot hampir 13%, sehingga pendapatan turun USD 20,8 miliar.
Dikutip detikINET dari CNBC, Selasa (6/2/2024) Apple menganggap China sebagai eskalator untuk menaikkan pertumbuhan produk mereka. Namun kenyataannya per 2023 lalu, anggapan tersebut pudar dilihat dari daya beli konsumen yang menurun dan kembali menguatnya daya saing produsen lokal seperti Huawei.
“Dua faktor kunci yang menahan Apple di 4Q23 (kuartal 4 2023) adalah sentimen pengeluaran lebih hati-hati dan rasional dari konsumen. Selain itu, tantangan dari Huawei yang menciptakan sensasi lebih besar di pasar,” ungkap Senior Research Manager International Data Corporation, Will Wong.
“Kami tak mengharapkan iPhone kembali mengalami pertumbuhan positif tahun 2024 di China. Dengan Huawei tetap jadi pesaing utama dengan teknologi canggih seperti AI dan produk smartphone lipat yang lebih menarik perhatian konsumen,” tambah Wong. Jadi apa saja alasan yang membuat penjualan iPhone anjlok di negara yang memiliki ikon Tembok Besar itu? Berikut 5 faktornya.
Kebangkitan Huawei
Di tahun lalu, Huawei meluncurkan produk smartphone Mate 60 yang dilengkapi 5G. Ini jadi kejutan bagi pasar dunia karena di tahun 2019 hingga 2020, Pemerintah Amerika Serikat menjatuhkan berbagai sanksi kepada Huawei termasyk memutuskan hubungan untuk teknologi chip yang dibutuhkan sebagai keperluan 5G.
Sanksi tersebut praktis membatasi akses Huawei ke perangkat lunak seperti Google, dan menggoyahkan bisnis raksasa teknologi asal China itu. Diketahui Huawei merupakan pesaing utama Apple di China yang sempat kehilangan pasar akibat sanksi dan membuat para konsumennya beralih ke iPhone. Hadirnya Mate 60 jadi langkah besar Huawei untuk merusak kembali pasar iPhone di China.
“Pemulihan Huawei di pasar ini, mampu menarik para pengguna Huawei yang pernah beralih ke Apple. Karena sebelumnya Huawei tidak dapat merilis smartphone 5G dalam tiga tahun terakhir,” kata Vice President of Counterpoint Research dikutip detikInet dari CNBC. Pada kuartal keempat 2023, Huawei kembali mejeng ke daftar lima besar produsen smartphone di China.
Hadirnya Pesaing Lainnya
Tak hanya Huawei yang menantang serius Apple di China, produsen lokal lain seperti Xiaomi dan Oppo juga turut menjadi lawan kuat. “Produsen smartphone lokal ini tidak hanya memiliki harga yang kompetitif di kisaran USD 563, tetapi juga memiliki kemiripan fitur seperti ponsel premium. Persaingan yang meningkat ini memberikan tekanan pada produk-produk yang dikeluarkan oleh Apple dalam seri lama maupun yang terbarunya,” terang Shah.
Kebiasaan Konsumsi Produk yang Berubah
Akibat ekonomi China yang mengalami tantangan tahun lalu dan masih menjalar hingga tahun 2024, jadi salah satu faktor daya beli masyarakat China berubah. Jika ekonomi tetap lemah, maka masyarakat pun mencari alternatif produk yang murah dengan kualitas premium.
“Saya pikir yang terjadi di China adalah konsumen yang terpengaruh secara ekonomi dan waspada tentang konsumsi pribadi mereka sendiri dan berpikir ‘saya tidak perlu membayar mahal untuk ponsel ini ketika saya bisa mendapatkan versi yang lebih murah’,” kata pendiri Musketeer Capital Partners, Josh Koren.
Reputasi dan Pamor Apple Menurun
Beberapa periode ke belakang, Apple memiliki pamor yang bagus di kalangan kaum muda China, tapi hal itu tengah berubah. “Saya hanya berpikir bahwa merek Apple tidak memiliki daya tarik seperti dulu, tidak memiliki reputasi di kalangan Gen Z,” ucap Koren.
Saat produsen lain mengeluarkan inovasi seperti smartphone foldable dan memasukkan teknologi AI, iPhone tak menggubris dan mengikuti tren tersebut. Apple kerap kali menunggu apakah tren tersebut berhasil di pasaran atau tidak. Koren menilai inilah yang membuat reputasi Apple anjlok. “Saya pikir ini sampai Apple dapat berinovasi sehingga mereka dapat mengembalikan reputasi bahwa memiliki iPhone adalah keharusan,” tegas Koren.
Situasi Geopolitik
Seperti banyak perusahaan teknologi asing yang beroperasi di China, bayangan geopolitik selalu menghantui mereka. Dalam laporan yang dimuat oleh Bloomberg, pada tahun lalu China telah memperpanjang larangan yang memerintahkan staf di lembaga pemerintahan dan perusahaan yang didukung oleh negara untuk berhenti membawa produk Apple dan perangkat asing masuk ke tempat kerja.